KOPTIK ORTODOK
GEREJA ALEKSANDREA
KEUSKUPAN MOKATTAM
DAN DAERAH SEKITARNYA
Tragedi Yang Mendatangkan Mukjizat
Seperti yang telah kita ketahui, Al-Muiz Li Din Illah the Fatimid adalah seseorang yang sangat menyukuai pertemuan dan tertarik terhadap hal-hal yang berhubungan dengan ilmu agama. Ia suka mengundang pemimpin-pemimpin agama, Islam, Kristen dan Yahudi untuk berdebat dihadapannya tanpa amarah atau perkelahian. Pada saat itu ada seorang Yahudi yang ditugaskan oleh Al Mu’iz untuk mendampingi umat Islam dalam utusan kenegaraan. Ia bernama Jacob Ibn Killis.

Walaupun ia bertugas dengan umat Islam, ia tidak mengindahkan aturan yang dipercaya oleh umat Islam. Ia lebih memihak Yahudi dan melakukannya hanya karena perintah Fatimid. Ia kemudian juga membenci umat Kristiani karena ia merasa bersaing dengan seorang Kristiani yang lebih dekat dengan Khalif. Ia takut jika Khalif lebih memilih orang Kristiani tersebut sebagai utusan negara.
Orang Kristiani ini bernama Quzman Ibn Mina dan mempunyai gelar “Abul Yumn” (Yang beruntung). Namun Jacob memanggilnya dengan mana Yahudi lain yaitu Moses dan ia ingin Moses agar berdebat dengan Bapa Patriak Abram dihadapan Al Mu’iz.

Al Mu’iz mengirim pesan pada Bapa Patriak Abram dan mengatakan “Jika Anda ingin berdebat dengan orang Yahudi, baik itu Anda sendiri atau salah satu utusan yang telah Anda pilih, datanglah ke rumahku dan mulai berdebatlah dihadapanku”.

Maka dari itu, Bapa Patriak Abram menentukan kapan akan melakukan debat itu dan memanggil Anba Sawirus Ibn Al-Muqaffa, seorang uskup dari Ashuminin (Mesir utara). Anba Sawirus adalah seorang pujangga gereja yang menulis “BIOGRAFI PARA BAPA PATRIAK”, ia ahli dalam bidang perbandingan agama dan juga menulis banyak buku tentang bidang tersebut. Salah satu buku nya yaitu “MONOTEISME dan JAWABAN ATAS PERTANYAAN-PERTANYAAN ORANG YAHUDI” Ketika Khalif, Ibn Killis dan Moses duduk dihadapannya, ia berkata pada Bapa Patriak, ”Berbicaralah Bapa Patriak Agung dan berikanlah ijin padaku untuk berbicara’’. Bapa Patriak berkata kepada Sawirus ‘’Berbicaralah anakku, kebijaksanaan kudus akan memberimu kebijaksanaan’’.

Anba Sawirus pun berkata dengan bijaksana ‘’Tidaklah tepat untuk meunujuk seorang Yahudi dihadapan seorang Khalif. Moses marah dan berkata ‘’Kamu menghinaku dihadapan Khalif sebab kamu menganggapku kasar’’. Anba Sawirus bertanya padanya dengan lembut
Bagaimana jika aku menemukan bukti kekasaranmu itu, apakah kau akan tetap marah ?
Bapa Patriak kemudian berbicara dengan tenang ‘’Tidak perlu marah dalam diskusi ini, Anda semua bebas mengungkapkan pendapat Anda dengan jujur dan tak perlu malu-malu’’. Anba Sawirus menanggapi Moses, ‘’Saya tidak menganggapmu kasar, hanya saja Nabi mu yang besar yang menerima perintah dari Tuhan akan melihat sendiri tingkah lakumu’’ Moses bertanya padanya, ‘’Dan siapakah Nabi itu ? Sawirus menjawabnya, ‘’Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak, keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya tetapi umat-ku tidak memahaminya’’. Khalif tertawa terbahak-bahak sebab ia terpesona dengan kebijaksanaan dan kemampuan bicara Anba Sawirus. Dan Khalif pun bertanya pada Moses,
Apakah itu benar ucapan Nabi Yesaya ?
Mosespun mengiyakan dengan rasa amarah. Anba Sawirus melanjutkan ‘’Pahamilah bahwa Nabimu telah berkata bahwa hewan lebih mengerti dan memahami daripada kamu’’. Khalif masih terpana dengan lelucon pandai yang baru saja terjadi. Sesaat kemudian ia mengakiri debat ini.
Rencana buruk
Debat tegang yang terjadi antara pasangan Ibnu Killis-Moses dan Anba Sawirus menimbulkan iri hati. Ibnu Killis dan Moses ingin membalas dendam kepada Anba Sawirus dengan cara mempertanyakan keabsahan ajaran agama Kristiani yang dapat berakibat kejatuhan umat Koptik. Maka dari itu, Ibnu Killis dan Moses mencari sepotong ayat dari Kitab Suci di dalam perjanjian baru yang mungkin dapat membantu mereka mewujudkan rencana jahatnya. Dalam (Matius 17:20) ada tertulis “Sesungguhnya sekiranya kamu punya iman sebiji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada gunung ini. Pindah dari tempat ini kesana, maka gunung ini akan pindah dan takkan ada yang mustahil bagimu”. Moses dan Ibn Killis menemnui Khalif Al Mu’iz dan berkata padanya “Kami telah menemukan didalam Kitab Suci orang Kristiani bawa siapapun yang mempunyai iman walaupun sebesar biji sesawipun dapat memindahkan gunung. Maka dari itu, kita berhak untuk membuktikan kebenaran agama mereka dengan cara ini. Jika tidak benar, mereka harus dihukum karena ajaran agama mereka salah”.
Khalid hanya termenung dan memikirkan ayat yang berasal dari Perjanjian Baru Kitab Suci Orang Kristiani terebut. “Jika memang hal ini benar, maka inilah saat yang tepat untuk memindahkan gunung yang berdiri tegak ditimur Kota Kairo sehingga gunung ini akan bergeser lebih ke arah timur dan tak lagi menutupi jalan menuju Birket Ephil, namum jika gunung ini tak dapat dipindahkan maka benar bahwa ajaran orang Kristiani salah dan mereka harus dihukum”, begitu piker Khalif.
Khalif Al Mu’iz memanggil Anba Abram the Syirian dan berbicara padanya bahwa ia harus memilih satu dari ke empat pilihan ini:
  • Melaksanakan apa yang tertulis dalam Kitab Suci dengan cara memindahkan gunung Mokattam yang berada di timur Kota Kairo.
  • Meninggalkan iman Kristiani dan memeluk Islam sebab ajaran Kristiani salah.
  • Meninggalkan Mesir dan tinggal dinegara lain.
  • Di hukum dan di hunus dengan pedang.
Bapa Patriak Abram hanya terdiam dan hanya mampu berdoa agar Tuhan Allah membimbingnya untuk dapat melakukan apa yang menjadi kehedakNya atas hal ini. Maka, ia meminta Khalif tenggat waktu selama tiga hari untuk member jawaban atas ke empat pilihan tersebut.
Panggilan untuk berpuasa
Bapa Patriak Abram sangat sedih ketika ia kembali, ia meminta agar semua umat Kristiani berpuasa selama tiga hari dari fajar hingga senja, berdoa untuk keamanan gereja sehingga Tuhan akan menunjukkan kemurahanNya. Betapa mereka percaya bahwa Tuhan akan menunjukkan kebijaksanaanNya dalam situasi yang menegangkan ini! Begitu indahnya doa yang dilantunkan selama Misa berlangsung “Sebab kami hanya mengandalkanMu, namaMu yang kudus ialah nama yang selalu kami ucapkan dan jiwa kami Kau hidupkan dengan Roh KudusMu” Bapa Patriak Abram kemudian pergi ke Gereja Santa Maria, memanggil Uskup dan para biarawannya yang berada di Kota Kairo Tua dan mengatakan pada mereka apa yang telah terjadi antara Khalif dan dirinya. Ia berkata pada mereka “Kita harus berpuasa selama tiga hari lamanya sebab aku meminta tenggat waktu selama tiga hari pada Khalif untuk menjatuhkan pilihanku. Tuhan akan menunjukkan kemurahanNya dan memampukan kita untuk bertindak”.
Semua umat Koptik diseluruh Kairo berpuasa. Misa dan doa digelar dimana-mana selama tiga hari berutut-turut agar Tuhan menunjukkan kebesaranNya. Sementara itu, Bapa Patriak Abram, uskup, para pendeta dan biarawan berkumpul di Gereja Santa Maria.

Pertolongan Dari Surga
  1. Penampakan Bunda Maria pada Bapa Bapa Patriak
    Pada hari ketiga ketika fajar, Bapa Bapa Patriak tertidur sejenak dan melihat Bunda Maria didalam mimpinya. Ia mendengar Bunda Maria berkata, ‘’Apa yang terjadi padamu ?’’ Bapa Bapa Patriak menjawabnya lemah, ‘’Bunda surgawi, kau tahu apa yang terjadi pada kami’’. Maka Bunda Maria berkata padanya, ‘’Jangan takut hai kau gembala umat yang setia sebab airmata yang telah meleleh dari pipimu di gereja ini dan puasa serta doa yang telah kau dan umatmu jalankan tak akan pernah terabaikan. Sekarang, pergilah kau dari gereja ini melewati gerbang besi disana dan laluilah jalan yang menuju pasar. Dalam perjalananmu nanti, kau akan bertemu dengan seseorang salah satu matanya buta, ia membawa sebuah bejana air. Panggilah dia dan berbicaralah padanya karena ialah orang yang akan menjadi perantara sehingga mukjizat itu akan benar terjadi’’. Tak lama kemudian Bapa Patriak bangun dari tidurnya dan melakukan apa yang Bunda Maria katakan dalam mimpinya.
  2. Santo Simon, pembawa pesan surga
    Ketika Bapa Bapa Patriak berjalan keluar dari gereja melalui gerbang besi gereja itu dan melewati jalan yang menuju ke pasar, ia melihat seorang yang Bunda Maria ceritakan padanya. Kemudian, Bapa Patriak memanggilnya dan membawanya ke dalam gereja dan menutup gerbangnya. Bapa Patriak menceritakan semua hal yang terjadi antara dia dan Khalif, begitu pula apa yang Bunda Maria telah katakan dalam mimpinya. Ia berkata bahwa Simonlah yang akan menjadi perantara agar mukjizat itu terjadi. Namun Santo Simon menjawab, ‘’ Ampuni aku Bapa, aku ini orang berdosa’’. Bapa Patriak pun berkata padanya, ‘’ Inilah perintah Ibunda surgawi’’. Kemudian Santo Simonpun menanggapi, ‘’Selama hal itu diperintahkan oleh Bunda Maria yang mempercayakan padaku segala tanggung jawab yang harus aku emban untuk melakukan tugas besar ini, maka aku akan melakukannya” Bapa Patriak kemudian bertanya siapakah namanya dan mengapa ia berada di dekat pasar pagi-pagi buta ketika semua orang masih tidur?’’ Ia pun menjawab, ‘’Namaku Simon The Tanner, aku bekerja mengeringkan kulit binatang sehingga warnanya berubah menjadi lebih gelap dan dapat dibuat kerajinan tangan. Tetapi aku bangun pagi-pagi sekali setiap hari untuk mengisi bejana air ini dan mengantarkannya pada orang yang sudah tua dan pada mereka yang sakit sebab karena usianya yang tua dan karena penyakitnya, mereka tak mampu lagi mengambil air. Ketika aku telah selesai melayani mereka, aku kembali kerumah dan bekerja sampai menjelang senja. Kemudian, aku beristirahat sejenak untuk makan. Aku makan sedikit saja hanya agar tetap sehat sehingga aku dapat tetap melayani. Setelah itu, aku pergi berdoa semalam suntuk’’. Santo Simon meminta Bapa Patriak agar selama hidupnya, ia tak menceritakan tentang hal ini kepada siapapun.
Persiapan terjadinya mukjizat Tak lama setelah pembicaraan itu, Santo Simon berkata pada Bapa Patriak, “Bapa yang terhormat, pergilah ke atas gunung bersama para pemimpin geraja, para deakon, dan arkdeakon. Bawalah Kitab Suci, salib, lilin besar yang telah dinyalakan dan kemenyan. Mintalah raja dan para punggawanya untuk pergi ke atas gunung bersamamu juga dan mintalah pada mereka agar mereka berdiri di seberang, sedangkan kau dan umatmu berada di sisi yang lain. Aku akan berdiri diantara orang-orang sehingga orang-orang itu tidak akan mengetahui keberadaanku. Setelah mempersembahkan sakramen mahakudus, berserulah dengan semua umat untuk menyerukan ‘Kyrie Eleison (Tuhan Kasihanilah Kami) sampai empat ratus kali. Kemudian tetaplah diam an bersujudlah, agungkanlah nama Tuhan dan ulangilah sampai tiga kali. Setiap kali kau bangkit dari sujudmu, buatlah tanda salib di tanah gunung itu dan Tuhan akan menampakkan kebesaranNya”. Bapa Patriak sangat bersyukur kepada Tuhan Allah yang membiarkan pencobaan datang tetapi selalu menyediakan jalan keluar (1 Koristus 10:13).

Terjadinya Mukjizat
Kerumunan Orang
Bapa Patriak berkata pada Khalif Al-Mu’iz Din Illah bahwa ia sudah siap untuk memenuhi permintaannya dengan kemuliaan Tuhan. Khalif pun memenuhi permintaannya, ia membawa para punggawanya dan bertemu Bapa Patriak yang juga membawa semua umat dan pendetanya ke atas gunung. Mereka berdiri pada sisi yang saling berlawanan, seperti apa yang telah dikatakan Santo Simon.
Gempa besar dan berpindahnya Gunung
Setelah mempersembahkan sakramen mahakudus, semua orang menyerukan Kyrie Eleison dengan semangat yang berapi-api. Tetapi mereka juga berdoa dengan kusyuk. Kyrie Eleison diulangi sebanyak empat ratus kali, masing masing seratus kali pada setiap penjuru mata angin utama, utara, selatan, barat dan timur. Mereka tetap diam sesudahnya dan bersujud selama tiga kali ketika Bapa Patriak membuat tanda salib. Tiba-tiba gempa besar datang dan gunung itu terbelah menjadi dua. Tiap mereka berdiri dari sujudnya, gunung itu terangkat sehingga matahari bagai terlihat dibawahnya. Inilah bukti kekuatan iman yang telah di ajarkan oleh Santo Paulus, “Aku dapat melakukan apapun dalam namaNya yang member aku kekuatan”(Filipi 4:13).
Khalif dan banyak orang menjadi takut
Ketika mukjizat itu terjadi, Khalif Al-Mu’iz menjadi panik dan sangat ketakutan. Semua punggawanya berseru, “Tuhan sungguh besar kuasaMu, hendaknya namaMu dimuliakan”. Kemudian ia meminta Bapa Patriak agar menghentikan apa yang ia lakukan sebab jika dilanjutkan kota itu juga akan ikut terbelah. Ketika suasana lebih tenang, ia berkata pada Bapa Patriak, “Kau telah memuktikan kebenaran iman dan agamamu”.
Hilangnya Santo Simon
Setelah peristiwa itu terjadi, orang-orang kembali menuruni gunung dan pulang kerumah. Namun Bapa Patriak masih mencari keberadaan Santo Simon yang semenjak tadi berdiri dibelakangnya. Sayangnya, Santo Simon telah menghilang dan sejak saat itu tak ada lagi orang yang melihatnya ataupun bertemu dengannya.
Penamaan Gunung Mokattam
Sebuah manuskrip dibiara Anba Antonios mencatat bahwa gunung Mokattam dinamai Mokattam sebab kaki gunungnya terhubung satu dengan yang lain tetapi badan gunungnya terbagi menjadi dua bagian dan ada celah diantaranya. Dalam kamus bahasa Arab, kata Mokattam berarti ‘terbelah’.
Peristiwa-Setelah Mukjizat
Mukjizat yang besar ini menyebabkan terjadinya beberapa peristiwa penting dalam gereja.
Pembaharuan dan pemugaran gereja
Setalah terjadinya mukjizat itu, Khalif Al-Muiz Lin Din Illah memanggil Bapa Patriak dan berbicara empat mata dengannya. Khalif berkata, “Sekarang mintalah apapun yang Anda mau dan kami akan melakukannya untukmu”. Bapa Patriak membalasnya dengan bijak, “Satu-satunya hal yang aku minta adalah semoga Tuhan memperpanjang umurmu dan selalu memberimu kemenangan terhadap musuh-musuhmu”.
Namun Khalif tetap bersiteguh agar Bapa Patriak meminta sesuatu, maka Bapa Patriak pun berkata, “Karena Kau bersikeras ingin mengetahui permintaanku dan mengabulkannya, aku ingin gereja Santo Makorios Abu Sifein (Babilonia, Kairo Tua) di pugar mengingat bahwa gereja itu pernah hancur oleh amukan masa dan kini hanya digunakan sebagai pasar tebu & gula. Aku ingin tembok gereja itu dibangun lagi sebab kehancurannya cukup parah”. Sesaat setelah Khalif mengetahui permintaan Bapa Patriak, ia memerintahkan seorang pengacara untuk menurunkan surat perintah yang akan menjamin hak-hak Bapa Patriak dalam menjalankan pemugaran gereja Santo Markorios.
Ia juga mengatakan bahwa semua biaya pembangunan akan dibiayai oleh Negara. Bapa Patriak menerima surat ijin itu tetapi ia tidak menerima biaya pembangunanya.
Ia berkata kepada Khalif, “Kami akan mendirikan gereja di dalam namaNya dan untuk kemulianNya, dan Ia pun akan memberikan pertolongan, ia tidak membutuhkan uang duniwai”.
Akhirnya gereja itu kembali dipugar. Hal ini menunjukkan bawa Bapa Patriak Anba Abram sangat puas dan bahagia dengan kehidupan menggerejanya sehingga ia tidak meminta satu peser uang pun kepada Khalif.
Gereja Santo Markrios Abu Sifein dipugar dengan gaya modern, bentuk bangunannya kini baru dan tampak lebih indah. Banyak gereja di Mesir kemudian ikut dipugar, terutama di wilayah Alexandria.
Perdamaian gereja
Mukjizat berpindahnya gunung Mokattam memberi banyak pengaruh positif bagi banyak orang. Ketakutan akan Tuhan merambah kesuluruh penjuru negeri. Bahkan sejarah mencatat bahwa, Perdamaian akan menggantikan pergolakan dan perang. Hati Anba Abram dipenuhi oleh kesetiaannya untuk melayani umatnya...
Salah satu alasan mengapa perdamaian menaungi negeri ini adalah apa yang telah dikatakan oleh Anba Abram tentang Khalif bahwa ia akan selalu menemui kemenangan terhadap musuh-musuhnya. Tentu saja hal ini mengingatkan kita dengan apa yang telah terjadi pada Kaisar Konstantin Agung. Kaisar menjadi begitu percaya kepada Kristus setelah melihat tanda salib didalam mimpinya dan menyadari akan kemenangannya dalam peperangan. Tidak ada hal yang sulit untuk Allah sebab kebesaranNya dapat menembus pengadilan para raja dan kaisar, membebaskan yang terpenjara dan member banyak berkat pada manusia. Guru kita Rasul Paulus menulis bahwa, “Semua rasul memberimu salam, terutama dia yang mengikuti Kaisar” (Filipi 4:22)
Pencatatan Mukjizat
Mukjizat itu sepatutnya diabadikan dan tetap diingat oleh setiap orang. Jangan sampai manusia melupakannya sebab inilah bukti kebesaran Tuhan yang dapat memindahkan gunung. Mukjizat ini akan member saksi pada setiap generasi manusia bahwa gerbang neraka tak akan pernah mampu untuk menyentuh gereja Allah. H.H Patriak Shenouda III mengungkapkan pemaknaan ini dalan puisinya yang berjudul “Untuk Gereja”, disana tertulis bahwa: Gerbang neraka tidak akan sanggup menyentuhmu sebab Dia yang disalibkan akan tetap bersamamu. Lihatlah ke belakang ke jaman Al-Muiz sebab saat ia bertahta mukjizat demi mukjizat, mukjizat demi mukjizat terjadi. Lihatlah bagaimana iman dapat memindahkan gunung. Sebuah gunung yang terbelah dua karena imanmu, maka sejarah tak boleh begitu saja dilupakan. Tiga hal yang dijadikan peringat mukjizat berpindahnya Gunung Mokattam. Puasa tiga hari yang mendahului puasa Natal Bapa Patriak Anba Abram memutuskan untuk mengadakan puasa selama 3 hari yang mendahui puasa natal. Hal ini dilakukan agar umat Koptik selalu mengingat mukjizat tersebut. Maka dari itu puasa natal yang panjangnya 40 hari menjadi 43 hari karena ada penambahan 3 hari tersebut. Puasa ini dimulai pada tanggal 25 November.

Inilah yang dicatat sejarah :
Anba Abram mendahului puasa Natal dengan puasa 3 hari.
Puasa Natal yang berlangsung selama 40 hari menjadi 43 hari. Dalam 3 hari pertama, orang Kristiani berpuasa agar Bapa Patriak tetap dilindungi Allah dari kejahatan Yahudi seperti yang pernah dilakukan oleh Jacob Ibn Killis. Dua ikon Santo, Simon dan Anba Abram Ikon Santo Simon dan Bapa Patriak Anba Abram terlihat berada di dinding sebelah utara Gereja Santa Maria di Kairo Tua. Ikon ini di pasang 5 abad setelah mukjizat itu terjadi. Terlihat ikon Bunda Maria juga berdiri ditengah-tengah mereka. Pembangunan Gereja Santo Simon The Tanner diatas gunung Mokattam Gereja Santo Simon di bangun sepuluh abad setelah mukjizat itu terjadi. Pembangunan di lakukan di gunung Mokattam di bawah kukuasaan H.H Bapa Shenouda III pada tahun 1974.
Penentuan Terjadinya Mukjizat Gunung Mokattam
Sejarah mencatat bahwa mukjizat Gunung Mokattam terjadi pada masa pemerintahan Al Muiz Li Din Illah Al-Fatimid bersamaan dengan bertahtanya Bapa Patriak Abram The Syirian yang ke 62. Namun sejarah tidak mencatat hari, bulan dan tahun terjadinya mukjizat tersebut. Alasan pengabaian ini mungkin karena mukjizat itu sangat memukau dan sungguh spiritual, khususnya bagi para sejarahwan sehingga mereka menyimpulkan bahwa hal itu terlalu berlebihan untuk di telusuri kembali sebab pada saat mukjizat itu terjadi, banyak orang yang sebenarnya jiwanya terluka karena kekacauan yang sebelumnya terjadi. Namun kelalaian sangatlah manusiawi hingga sejarah pun tak sanggup mencatat kapan tepatnya mukjizat itu terjadi. Ternyata untuk mengetahui hari, bulan dan tahun terjadinya mukjizat itu tidaklah sulit sebab kita dapat menelusurinya dengan kejadian-kejadian atau hal-hal lain yang masih berkaitan dengannya. Di dalam nama Allah dan dalam kebijaksanaa Roh Kudus, Marilah kita mencoba untuk menelusuri kapan mukjizat itu terjadi.

Penentuan tahun
Untuk mengetahui kapan tepatnya mukjizat itu terjadi, ada beberapa hal yang dapat membantu kita yaitu :
Mukjizat itu pasti terjadi antara tahun 975 dan 979 Masehi Mukjizat itu terjadi pada masa Bapa Patriak Abram bertahta.
Ia di tahbiskan pada tahun 975 Masehi dan meninggal dunia pada tahun 979 Masehi.
Mukjizat itu terjadi pada tahun yang sama saat pemugaran gereja Abu Sifein dilakukan.
Pemugaran gereja Abu Sifein adalah salah satu dampak dari terjadinya mukjizat itu. Ketika Khalif bersikeras meminta Bapa Patriak untuk menyebutkan permintaannya, Bapa Patriak meminta agar Gereja Santo Markorios Abu Sifein di pugar. Khalif Al Mu’iz sesegera mungkin memberi surat kuasa pada Bapa Patriak untuk mengerjakan pemugaran itu... Kata-kata ‘sesegera mungkin’ menunjukkan bahwa pemugaran itu dilakukan sesaat setelah mukjizat gunung Mokattam berpindah, setidaknya pada tahun yang sama. Kutipan ini dapat dijadikan bukti :
Ketika Al- Mu’iz memerintahkan untuk membacakan surah kuasa pemugaran Gereja Abu Sifein, banyak orang kemudian berkumpul dan menolak pemugaran itu. Khalif yang mendengar hal itu marah dan ia sendiri memacu kudanya memasuki Kota Kairo Tua (Babilonia).
Ketika ia sampai disana, ia mengawasi semua pekerja dan menjadi mandor. Orang-orang melihat kesungguhan Al Mu’iz dan terpaku karenanya. Mereka tetap diam dan menjadi terpesona. Kisah ini menjadi bukti bahwa pemugaran gereja Abu Sifein dilakukan tepat setelah terjadinya mukjizat itu sebab Khalif Al Mu’iz masih sangat antusias sehingga ia sendiri yang menjadi mandor pemugaran gereja Abu Sifein pada tahun 979 Masehi.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa mukjizat berpindahnya gunung Mokattam terjadi pada tahun 979 saat pemugaran Gereja Abu Sifein di lakukan.

Penentuan Hari
  • Bapa Patriak Anba Abram memberlakukan puasa selama 3 hari agar Tuhan menunjukkan kemurahannya, maka ia meminta pada para pendeta, petinggi gereja dan biarawan-biarawati di Gereja Santa Maria, “Kita harus berpuasa selama tiga hari lamanya sebab aku meminta tenggat waktu selama tiga hari pada Khalif untuk menjatuhkan pilihanku. Tuhan akan menunjukkan kemurahanNya dan memampukan kita untuk bertindak”.
  • Dengan puasa itulah, mukjizat itu kemudian terjadi sebab “Pada hari ketiga puasa, pagi-pagi sekali Bapa Patriak berkata pada Khalif bahwa ia akan memindahkan gunung”.
  • Ada juga penambahan puasa selama 3 hari yang mendahului puasa natal. Anba Abram mendahului puasa Natal dengan puasa 3 hari. Puasa Natal yang berlangsung selama 40 hari menjadi 43 hari. Dalam 3 hari pertama, orang Kristiani berpuasa agar Bapa Patriak tetap dilindungi Allah dari kejahatan Yahudi seperti yang pernah dilakukan oleh Jacob Ibn Killis.
Pertanyaan yang memenuhi batin kita adalah Mengapa puasa tiga hari peringatan mukjizat Gunung Mokattam harus ditambahkan sebelum puasa Natal ? Apakah hal ini dilakukan tanpa alasan ? Bagaimana kita dapat memahaminya dan dapatkah gereja menerimanya? Maka dari itu, pasti ada hubungan yang saling terkait antara ketiga hari puasa ini dengan puasa Natal Puasa 3 hari itu ditambahkan ke dalam puasa Natal namun tidak ditambahkan ke dalam puasa Yunus dan puasa Maria. Alasannya terletak pada beberapa hal berikut ini : Puasa Yunus Puasa Yunus diperkenalkan kepada umat Koptik pada saat ia memperkenalkan puasa peringatan Mukjizat Gunung Mokattam. Namun puasa ini tidak di gabungkan karena Bapa Patriak Abram menjaga tradisi puasa Yunus seperti sejak dulu kala. Penambahan puasa untuk hal lain akan megaburkan tradisi. Namun sebenarnya puasa Yunus dan puasa peringatan Gunung Mokattam mempunyai tujuan yang sama yaitu berpuasa pada saat kesusahan terjadi.
Di dalam puasa Yunus, orang berpuasa karena keadaan Niniwe yang kacau balau sehingga puasa itu dihunjukan agar Tuhan memberi kemurahanNya. Begitu juga dengan puasa mukjizat Gunung Mokattam, puasa ini dilakukan agar Tuhan memberi kemurahan hatiNya diantara keadaan Mesir yang pada saat itu juga kacau balau.
Lagipula jika puasa Yunus digabungkan dengan puasa Mukjizat Gunung Mokattam , jumlah hari puasanya akan lebih sedikit (6 hari) daripada jika ditambahkan pada puasa Natal (43 hari).

Dengan lamanya berpuasa, orang akan lebih terntantang untuk mempunyai iman yang kuat. Puasa Maria Meskipun Bunda Maria sendiri yang menampakkan dirinyaa pada Anba Abram untuk melakukan mukjizat ditangan Santo Simon, Bapa Patriak Abram tidak juga menambahkan puasa 3 hari mukjizat Gunung Mokattam pada puasa Maria. Padahal dapat diartikan bahwa puasa 3 hari tersebut dilakukan untuk menghormati kelembutan dan pertolongan Bunda Maria.
Namun mengapa puasa ini malah digabungkan dengan puasa Natal?
Sejarah mencatat bahwa umat Koptik sangat patuh dengan tradisi sampai ke generasi-generasi termuda pun. Hal ini terbukti dari sikap Bapa Patriak Abram yang tetap menjalankan puasa Yunus sama seperti tradisi lama saat peristiwa yang sesungguhnya terjadi.
Karena keteguhan umat Koptik yang selalu menjaga tradisi, maka dapat disimpulkan bahwa puasa 3 hari sebelum berpindahnya Gunung Mokattam dilakukan tepat sebelum puasa Natal. Dan tradisi ini pun dilakukan sampai hari ini. Puasa Natal di mulai pada tanggal 28 November setiap tahun sampai jatuhnya perayaan natal tanggal 7 Januari sehingga jika dihitung panjangnya 40 hari. Tetapi setelah puasa mukjizat Gunung Mokattam ditambahkan, maka panjangnya menjadi 43 hari dan dimulai pada 25 November setiap tahun. Dan karena mukjizat itu terjadi tiga hari setelah puasa itu, maka dapat dipastikan bahwa perpindahan Gunung Mokattam terjadi pada tanggal 27 November 979 Masehi atau Hatur 18. 695 AM.
Peringatan Benar atau tidaknya asumsi ini, peringatan mukjizat ini tetap dilakukan sampai hari ini yaitu selama tiga hari sebelum puasa Natal yaitu pada tanggal 25 November sampai 27 November setiap tahunnya. Dalam peringatan ini, umat Koptik melakukan penumbuhkembangan iman, misa kudus untuk mengenang kekuatan Tuhan dan kemenangan iman juga kemenangan gereja akan kekuatan iblis dengan segala macam senjatanya.
‘’Dan Aku berkata padamu Petrus, di gunung batu ini aku akan membangun gerejaKu dan gerbang nereka tak akan mampu menyentuhnya’’ (Matius 16 :18).
‘’Tak ada senjata yang mematahkanmu dan kamu akan menyangkal tiap lidah yang berani menuduhmu’’ (Yesaya 54 :17).
Tuhanku yang Maha Tinggi, aku bersyukur padaMu sebab apa yang tak mungkin di kerjakan manusia, sangat mungkin dikerjakann olehMu. KekuatanMu lebih besar dari gunung yang terbesar. Tuhan Allahku, berikan aku iman dan kepercayaan diri didalam tanganMu yang dapat memindahkan gunung.

Ijinka aku Tuhan untuk datang padaMu dan mengucap ‘’Tuhan , aku percaya’’. Biarkan tanganku yang kecil dan tak mampu ini ku letakkan pada tanganMu yang besar dan berkuasa yang mampu memindahkan gunung kelemahan dan keraguan yang ada dihatiku. Jadikan aku tetap percaya dan bangga akan kebesaranMu. Amin.